WHO IS HE…???
1. Pieter Both
2. Jan Pieterszoon Coen
3. Deandels
4. Janssens
5. Thomas Stamford Raffles
6. Van Den Bosh
7. Douwes Dekker
8. Jhon Fendal
9. Elout, Bouyskes, Van dercapeilen
10. Boron, Van Hoevel, Frans Van de Putte
1. Pieter
both (amersfoort 1568- mauritius 1615)
Adalah
seorang wakil VOC pertama di Hindia dan bisa dikatakan Gubernur-Jendral
Hindia-Belanda. Dan di bawah pimpinannya VOC mulai menjalankan monopoli
perdagangan dan perluasan wilayah penjajahan. Dia memerintah antara thn
1610-1614
2. Jan
pieterszoon coen (hoorn, belanda 8 jan 1587- batavia 21 sep 1629)
Gubernur-Jendral
Hindia-Belanda ke-4. Pada masa jabatan pertama memerintah antara thn1619-1623,
masa jabatan kedua berlangsung antara thn 1619-1629 dan menjadi Gubernur-Jendral
ke-6. Dia diangkat menjadi Gubernur-Jendral pada umur 31thn pada tgl 18 april
1618. Akan tetapi baru pada 21 mei 1619 dia resmi memangku jabatan tersebut.
Kemuduian pada thn 1623 ia menyerahkan kekuasaannya ke Pieter de Carpentier ia
sendiri pulang ke Belanda.
Oleh pimpinan Kompeni (VOC) ia disuruh kembali
ke Hindia dan menjadi Gubernur-Jendral kembali, maka ia pun datang pada tahhun
627. Pada masa jabatan yang ke dua ia teruta ma berperang melawan Kesultanan
Banten dan Mataram. Mataram menyerang Batavia dua kali, yaitu pada tahun 1628
dan 1629. Kedua-duanya gagal, tetapi Coen tewas secara mendadakpada tanggal 21
september 1629, empat hari setelah istrinya, Eva Ment, melahirkan seorang
putrid yang juga meniggal.
Terdapat dua versi tentang penyebab kematian
Coen. Menurut versi belanda, Coen meniggal karena kolera yang kini lebih
dikenal muntaber, yang disebarkan oleh pasukan Sultan Agung di sungai ciliwung.
Sedangkan lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara
Sultan Agung dari Mataram.
3. Daendels/
mr. Herman williem daendels (hattem, 21 0ct
1762-ghana, 2 mei 1818)
Adalah
seorang Politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang
ke-36. Memerintah antara thn 1808-1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuaai Perancis.
Di Indonesia dia mempunyai tugas mempertahankan pulau jawa agar tidak jatuh ke
tangan Inggris. Daendels membuat kebijakan-kebijakan yang membuat rakyat
menderita, Daendels juga berbuat sewenang-wenang dan tindakannya tersebut
menimbulkan kebencian rakyat. Seperti tindakannya dalam pembuatan jalan
anyer-panarukan dengan sistem wajib kerja yang menyebabkan ribuan rakyat
meninggal dunia, sistem kerja paksa ini biasa di sebut kerja rodi. Kemudian
memberlakukan aturan kepada rakyat untuk menyerahkan sebagian dari hasil bumi
sebagai pajak (contingenten). Juga mendirikan pabrik senjata di Semarang &
Surabaya.
4. Janssens/
jan williem janssens (nijmegen 12 okt 1762-den haag 23 mei 1838)
Adalah
seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-37. Dia adalah yang
menggantikan Daendels, yang diangkat oleh Louis Napoleon. Diangkat pada tanggal
20 feb 1811. Tiba di Istana Bogor ( Buiten Zorg) pada thn 15 mei 1811.
Ia
memulai masa jabatannya dalam kondisi genting. Banyak prajurit tinggalan
Daendels yang tidak cakap menjadi prajurit, sehingga ia mudah di kalahkan oleh
inggris dan terpaksa menyerah pada tanggal 18 September 1811 kepada Thomas
Stamford Rffles dalam Kapitulasi Tuntang.
Karena
masa jabatannya yang singkat ini, dapat dikatakan bahwa dia tidak meninggalkan
apa-apa. Ia seolah-olah hanya ditugaskan untuk menjaga bendera Perancis yang
berkibar di Hindia-Belanda selama enam bulan.
5. THOMAS
STAMFORD RAFFLES ( 6 JULI 1781 – 5 JULI 1826)
Pada
tgl 19 okt 1811, ia memulai tugas sebagai letnan Gubernur dan berkedudukan di
Batavia. Raffles melakukan perbaikan di Indonesia, antaralain:
·
Membagi pulau
jawa menjadi 16 karesidenan
·
Membentuk
badan pengadilan di setiap karesidenan
·
Menerapkan
system sewa tanah / pajak tanah (landrente system)
·
Melarang
perdagangan budak
·
Menjual tanah
di Karawang, Priangan, Semarang, dan Surabaya pada swasta
·
Mengundang
ahli-ahli luar negri untuk mengadakan penyelidikan.
Raffles tidak memerintah terlalu
lama, sebab Inggris harus mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada
Belanda.
Politik
colonial Raffles berdasarkan asas-asas liberal. Tujuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan memberikan kebebasan. Pelaksanaan politik liberal
ini gagal karena masih kuatnya struktur tradisional dan feudal yang masih
berkembang di masyarakat Indonesia. Selian itu, juga di sebabkan oleh belum
mengertinya rakyat Indonesia terhadap ekonomi uang dan sistem sewa-menyewa.
6. Van den
bosh ( lingewal, 1 feb 1780 – den haag, 28 jan 1844)
Gubernur-Jendral Hindia-Belanda ini dilantik thn 1830. Pada saat
pemerintahannya ia meniru cara pemerintahan Daendel dan Raffles. Van Den Bosh
mempunyai program kerja yang dikenal dengan nama Sistem Tanam Paksa atau
Cultuurstelsel. Tujuannya untuk memperoleh pendapatan yang besar dengan
mewajibkan menanam tanaman dagang yang laku di pasar eropa. Tujuan tersebut
juga bertujuan memulihkan khas belanda yang terkuras karena perang yang terjadi
di eropa.
Cultuurtelsel sebenarnya lebih tepat
diterjemahkan sebagai Sistem Budi Daya Tanam. Penerjemahan Cultuurtelsel menjadi
Sistem Tanam Paksa berasal dari penyimpangan yang muncul selama
pelaksanaannya.
Akibat penyimpangan yang muncul selama pelaksanaannya. Akibat
penyimpangannya,kegiatan budi daya tanaman berubah menjadi kerja paksa menanam
tanaman yang laku di jual di pasar eropa.
7. Douwes
dekker danudirja setiabudi (pasuruan, jatim, 8 okt 1879- bandung, jabar 29 agst
1950)
Adalah
seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia. Ia adalah salah
seorang peletak dasar nasionalisme Indonessia diawal abad-20. Penulis yang
kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia-Belanda, wartawan,
aktifis politik, seta penggagas nama “Nusantara” sebagai nama untuk
Hindia-Belanda yang merdeka. Ia juga menulis buku berjudu Max Havelaar yang
terbit pada thn 1860 isinya tentang keprihatinannya padda system tanam paksa
yang diberlakukan oleh Van Den Bosh. Selepas sekolah DD pun bekerja di
perkrbunan kopi “Soember Doeren” di
malang jawa timur. Disana ia menyaksikanperlakuan semena-mena yang dialami
pekerja kebun, dan sering kali membela mereka. Setelah itu karena konflik pada
pekerjaannya, diapun pindah ke perkebunan tebu namun dia di pecat karena
lagi-lagi ada konflik antaranya dan menejernya.
Karena
menganggur, dan kematian ibunya yang mendadak, menbuat DD memutuskan berangkat
ke Afrika Selatan pada tahun 1899 untuk ikut dalam Perang Boer Kedua melawan
Inggris. Ia bahkan menjadi warga negara Republik Transval.
Dua seri artikel yang tajam dibuatnya pada tahun
1908. Seri pertama dimuat pada feb 1908 di surt kabar belanda Nieuwe Arnhemsche
Courant setelah versi bahasa jermannya di muat dikoran jerman Das Freie
Wort,”Het
Bankroet Der Etischeprincipes Nederlandsch Oost-Indie” (“Kebangkrutanprinsip
Etis Di Hindia Belanda”), sekitar tujuh bulan kemudian seri berikutnyapun
muncul di surat kabar yang sama “ Hoe kan Holland het spoedigst zijn kolonien
verliezen?” (“Bagaimana caranya belnda dapat segera kehilangan
colonial-kolonialnuya?”)
8. Jhon
fendal (london, 9 okt 1762 – kalkatua 10 nov 1825)
Adalah
orang yang menggantikan Raffles, karena Raffles tidak menyetujui perjanjian dan
harus mennyerahkan Pulau Jawa kepada Belanda.
9. Mr. Elout,
buyskes, dan van cappelen
Adalah
komisaris jendral Belanda yang mewakili Belanda saat penyerahan kekuasaan
Inggris kepada Belanda.
10. Baron Van
Hoevel & Frans Van de Putte( Baron Van Hoevel lahir di Deventer, Belanda,
15 juli 1812, dan meninggal di Den Haag, Belanda, 10 feb 1879)
Penentang
system tanam paksa. Frans Van de Putte menulis buku berjudul suiker contracten
(kontrak-kontrak gula), kedudukan tokoh ini bekerja keras menghapus STP melalui
parlemen Belanda.