Bagaimana Peternakan dapat
menjadi salah satu sumber GLOBAL WARMING?
|
Global
Warming tidak disangka ternyata juga terjadi akibat adanya peternakan. Pasti
kita bertanya-tanya mengapa peternakan dapat menjadi penyumbang kerusakan bumi?
haruskah manusia menjadi vegetarian? apa yang harus dilakukan?
Menurut
Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang
diterbitkan
pada
tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil
emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan
emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). " Hampir
seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini
melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia!
Sektor
peternakan telah menyumbang 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana
(mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun,
dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65 persen dinitrogen oksida
(mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga
menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia
sehingga mengakibatkan hujan asam.
Peternakan
juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat
inipeternakan menggunakan 30 persen dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan
lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak.
Menurut
laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian,
Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan - Isu dan Pilihan Lingkungan
(Livestock's Long Shadow-Environmental Issues and Options), peternakan adalah
"penggerak utama dari penebangan hutan .... kira-kira 70 persen dari bekas
hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak.
Selain
itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 persen dari
padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan,
dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang
sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi
digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85 persen dari
sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga
menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem.
Konsumsi air untuk
menghasilkan satu kilo makanan dalam pertanian pakan ternak di Amerika Serikat:
1
kg Daging sapi :1.000.000 liter air
1
kg Daging Babi :3.260 liter air
1
kg Daging Ayam :12.665 liter air
1
kg Kedelai :2.000 liter air
1
kg Beras :1.912 liter air
1
kg Kentang :500 liter air
1
kg Gandum :200 liter
air
1
kg Slada :180 liter
air
Dapat
kita bayangkan sendiri betapa banyak jumlah air yang diperlukan dalam bidang
peternakan. maka dari itu tidak dapat disangkal lagi bahwa peternakan dapat
dikatakan sebagai penyumbang global warming terbesar. Dan dapat kita lihat
adanya perbedaan mencolok antara kebutuhan air antara ternak dengan
tumbuh-tumbuhan.
Apa
saja yang dilakukan peternakan sehingga dapat menyumbang banyak sekali
kerusakan dan memperparah global warming?
1. Emisi karbon dari pembuatan
pakan ternak
a. Penggunaan bahan bakar
fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya
b. Penggunaan bahan bakar
fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau
LPG)
c. Alih fungsi lahan yang
digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk
di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk
menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan
peternakan
d. Karbon yang terlepas dari
pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang
kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui,
setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan
sebagai makanan ternak.7
e. Karbon yang terlepas dari
padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per
tahunnya.
2. Emisi karbon dari sistem
pencernaan hewan
a. Metana yang dilepaskan
dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.
b. Metana yang terlepas dari
pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.
3. Emisi karbon dari
pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen
a. Emisi CO2 dari pengolahan
daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.
b. Emisi CO2 dari pengangkutan
produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per tahun.
Lalu... bagaimana cara
mengatasinya? Apakah harus menjadi seorang V.E.G.E.T.A.R.I.A.N?
Mungkin
tidak sepenuhnya menjadi vegetarian yang dimaksudkan disini, melainkan
mengurangi konsumsi daging.
"Kurangi
makan daging, karena dengan mengurangi makan daging berarti mengurangi
peternakan," kata praktisi pemanasan global dari Supreme Master
Television. Selain
itu, mengurangi pengonsumsian daging berarti secara individu telah ikut
mengurangi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Vegetarian
sangat dianjurkan guna mengurangi pemanasan global. Vegetarian, di samping
menjaga kesehatan tubuh, juga berarti mengurangi konsumsi daging.
selain
itu, kita juga harus tetap melaksanakan, reduce, reuse dan recycle untuk
mencegah global warming ini semakin menjadi-jadi. Dari uraian tadi, Anda bisa
melihat besaran sumbangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari tiap
komponen sektor peternakan. Di Australia, emisi gas rumah kaca dari sektor
peternakan lebih besar dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Dalam kurun
waktu 20 tahun, sektor peternakan Australia menyumbang 3 juta ton metana setiap
tahun (setara dengan 216 juta ton CO2), sedangkan sektor pembangkit listrik
tenaga batu bara menyumbang 180 juta ton CO2 per tahunnya.
Tahun
lalu, penyelidik dari Departemen Sains Geofisika (Department of Geophysical
Sciences) Universitas Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin, juga menyingkap
hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan. Mereka mengukur jumlah
gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas, susu, dan
telur, serta membandingkan jumlah tersebut dengan seorang yang berdiet vegan.
Mereka menemukan bahwa jika diet standar Amerika beralih ke diet
tumbuh-tumbuhan, maka akan dapat mencegah satu setengah ton emisi gas rumah
kaca ektra per orang per tahun. Kontrasnya, beralih dari sebuah sedan standar
seperti Toyota Camry ke sebuah Toyota Prius hibrida menghemat kurang lebih satu
ton emisi CO2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar